duka derita menapak disisi kita
mengikuti tiap langkah angan nan ceria
sementara kecewa, keberhasilan adalah sisi lain yang hrs kita lalui dengan bijak,
jika tidak, kita akan tersungkur diantaranya

Senin, 10 September 2012

MAS - Al Akbar Suroboyo


Masjid Agung Surabaya (MAS)

Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya atau Masjid Agung Surabaya  (MAS) dibangun sejak tanggal 4 Agustus 1995. Pembangunan Masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno. Tepat pada Hari Pahlawan, 10 November 2000, Masjid ini diresmikan oleh Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid.

Secara fisik, luas bangunan dan fasilitas penunjang MAS adalah 22.300 meter persegi, dengan rincian panjang 147 meter dan lebar 128 meter. Bentuk atap MAS terdiri dari 1 kubah besar yang didukung 4 kubah kecil berbentuk limasan serta 1 menara. Keunikan bentuk kubah MAS ini terletak pada bentuk kubah yang hampir menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer yang memiliki tinggi sekitar 27 meter. Untuk menutup kubah, dipergunakan sebuah produk yang juga digunakan di beberapa masjid raya seperti Masjid Raya Selangor di Syah Alam (Malaysia). Ciri lain dari masjid raksasa ini adalah pintu masuk ke dalam ruangan masjid tinggi dan mihrabnya adalah mihrab masjid terbesar di Indonesia.

Rancang bangun arsitektur MAS dikerjakan oleh tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Bersebelahan dengan MAS, dibangun juga sebuah Gereja Katholik Sakramen Maha Kudus. Gereja ini mendapat kehormatan istimewa karena diresmikan juga oleh Presiden RI, Abdurrahman Wahid pada 10 November 2000, bersamaan dengan peresmian MAS - Masjid Al Akbar Surabaya. Pertama kalinya Presiden Republik Indonesia meresmikan sepasang tempat ibadah megah dari penganut agama yang berbeda.


Kedua tempat ibadah tersebut berdiri kokoh berdampingan, sebagai wujud toleransi kehidupan beragama di Surabaya.

“Islam janganlah dihayati sebagai ideologi alternatif. Ia harus dilihat sebagai salah satu elemen ideologis yang melengkapi bangunan ke Indonesiaan yang telah terbentuk”.        (Gus Dur, mantan Presiden RI).

Tidak ada komentar: